Pagi

Monday, October 29, 2012

0 comments
selamat pagi, Pa, Ma..
selamat hari Senin.
terima kasih masih menjadi super heroku sampai hari ini. terima kasih masih menjadi penyemangat terbaik. aku ngga tau apa yang terjadi belakangan ini. antara takjub, senang, lelah, ingin menyerah. tapi poin ketiga aku akui kebenarannya. iya, aku sangat lelah. aku ingin segera terlepas dari semuanya. ini membuatku tidak fokus. sangat tidak fokus. semua demi kalian. semua demi kebanggaan kalian, kebahagiaan kalian. demi cita-citaku, demi masa depanku. one step closer kan
semoga hari ini Tuhan tidak sedang bercanda ya, dan ide-ide konyol papa tidak jadi direalisasikan. aku ingin sekali saja dalam hidup aku aku bener-bener berusaha dengan semua kemampuan yg Tuhan kasih. dengan semua tingkat stress yang harus mampu aku atasi.
happy monday dear parents..
 

Kopiku kental, ya!

Sunday, October 28, 2012

0 comments
tiba di suatu sore yang hanya ada aku, dan kamu. hujan memerangkap kita dan tega membiarkan aku meliar di kasur depan televisi karena tidak ada yang bisa aku lakukan.
tiba-tiba aku dengar celetukanmu, "buatin aku kopi dong, Ndud. yang kental ya!"
lalu aku memutar tubuh untuk menatapmu, mengerutkan kening tanda tidak mengerti. kental?
seperti apa itu kopi kental?
lalu aku berdiri, masih menatapmu. dan tanpa malu apalagi ragu aku segera tanyakan, "kopi kental itu yg kaya gimana?"
dengan sabar kamu memberitahu apa yang harus aku kerjakan. berapa sendok kopi yang harus aku gunakan. berapa sendok gula yg nanti bakal aku tautkan. bahkan detail sendoknya juga kamu pertanyakan. ah...
lalu aku segera menuju dapur dan meracik kopi kental pertamaku, pertamamu dariku.
dan setelah hampir selesai, tiba-tiba kamu menghampiri, melihat pekerjaanku, dan tentu saja mengagetkan aku. aku serahkan kopi itu kepadamu, dan kamu menerimanya dengan ucapan terima kasih. dengan belaian di pipi.
aku mengingatnya hingga hari ini.

Aku akan nikmati ini dulu. Menikmati kebersamaan ini dulu. Sambil mencari tahu,apa arti kedekatanku denganmu dari kacamatamu. Aku takut menebak-nebak, karena jika salah, aku mungkin tidak bisa melihatmu dan mendengar lagi ceritamu. Tidak bisa merasakan memalingkan mukaku sebentar agar tidak ada kalimat yang keluar atau mengelus dada kiriku untuk menenangkan hatiku lagi. Ya sudah, seperti ini saja untuk sekarang, mungkin cukup. Setidaknya itu cara menenangkan hatiku, merasa cukup dengan seperti ini.

Suatu hari nanti, kalau aku tidak pernah bisa mengatakannya kepadamu, atau ternyata kedekatanku denganmu ini memang salah tebak, aku akan memperlihatkanmu surat ini. Untuk memberitahumu, kamu pernah kucintai. kamu pernah aku coba untuk rengkuh lagi. Itu kalau-kalau aku salah tebak. Untuk sementara, aku simpan dulu surat ini.

Oya, aku hampir lupa rasanya diperjuangkan dan dipertahankan. kalau kamu berkenan, ingatkan aku ya

Perjalanan

0 comments
diluar hujan bung. gerimis spekta. aku di dalam kamar dengan alunan suara saras dewi. melayang.
hujan memang juara membangkitkan kenangan, dan gelap adalah juara lari 1km masa kini-masa lalu. pada mereka aku membungkuk hormat.
seseorang pernah menuliskan, "tuliskan saja semuanya. kelak, kau akan tersenyum saat membacanya. dan kau sadari, kau selalu baik-baik saja"
dari situ aku mulai menuliskan semua yang terjadi. tentang apa saja. 
dan dia benar. aku tersenyum saat membacanya lagi. bahkan terbahak. betapa semua rekam jejak perjalananku aku tulis dengan bahasa yang konyol. bahasa yang kata mereka berat dan sukar dimengerti. yang membuat mereka menangis dan berbondong-bondong memelukku erat.
ah. aku hanya membahasakan aku seperti mereka membahasakannya.
lalu mencoba membahasakan dia dan mereka.
hanya itu.

manusia itu makhluk sosial. sikap sifat dan pola pikirnya tidak akan selalu kekal. manusia berinteraksi, dan akan berproses dengan melibatkan hati.
dulu aku sangat menyukai hujan. sangat mencintai hujan. hingga kini aku hanya sebatas cinta, tidak lagi sangat dan menggila, siapa yang tau?
jika kini aku begitu mencintai senja, dan semakin mencintai saat dipertemukan dengan satu-satunya penyuplai senja, siapa tau?
jika aku selalu memimpikan pantai, hujan, dan senja, lalu dipertemukan dengan yang mencintai gerimis, dan dengan keras kepala meminta agar aku tidak berdoa supaya hujan turun, siapa tau?

Tuhan tidak pernah mencipta dengan sia-sia. tidak satu hal pun.
dari itu aku percaya bahwa di perjalananku sampai detik aku menuliskan ini, di titik balikku 2 tahun lalu hingga nafas ini, Tuhan menyelipkan banyak cerita, luka, pelajaran. tinggal aku yang harus mempelajarinya. semampuku. sesukaku. sedukaku.
karena luka belum berarti luka jika tidak bisa diambil hikmahnya.

terima kasih atas perjalanan ini, Han.
terima kasih telah mempertemukan aku dengan orang-orang baru yang mencipta not di tangga lagu. terima kasih atas candaanmu. terima kasih
 

Kepada...

Tuesday, October 23, 2012

0 comments
kepada kamu perpanjangan tangan Tuhan untukku,
terima kasih untuk segala kelokan-kelokan selama ini
terima kasih untuk pelukan-pelukan kemarin
untuk tawa yang ngga bisa aku jabarkan
untuk kecupan kening yang hangatnya mampu mengelupas ruam kuku
untuk pelukan-pelukan yang selalu aku suka
untuk tetap membiarkan aku dengan diriku sendiri
tetap membiarkan aku bermuka bantal dan malas mandi
tanpa harus terlihat selalu sempurna
terima kasih karena selalu menjadi seperti itu
selalu mendengarkan ceritaku
keluhanku umpatanku teriakanku bahkan tangisku
terima kasih karena telah membuatku ingat bahwa semua yang dilakukan manusia itu manusiawi
karena telah mencerna dengan sangat baik semua yang terjadi denganku sebelumnya
bahkan sebelum aku sempat menceritakannya
karena telah hadir untuk pertama kalinya di keadaan yang baik-baik saja
Tuhan tidak pernah mencipta apapun  dengan sia-sia
semoga besok, besok, besok semua tetap berirama seperti ini
dan kamu, tetap menjadi perpanjangan tangan Tuhan untukku

thank you Nyo..

UNTUK PAPA

Saturday, October 20, 2012

0 comments
Pa, maaf minggu ini Icha ngga pulang. bukan karena ngga mau, tapi Icha pengen disini dulu. sendiri. sampai sidang skripsi Icha selesai. 

Pa, maaf kemaren Icha ngga angkat telepon dari mama, papa. bukan karena icha ngga mau. tapi seriously, icha pengen sendiri. no talks to other. maaf juga kemaren icha sengaja kabur dan ngga nemuin mama papa. maaf...

Pa, maaf tadi pagi Icha angkat telpon papa sambil setengah ngantuk dan ngga gitu denger omongan papa. tapi sungguh, icha seneng papa telpon. papa tau kalau icha susah bangun pagi. bangunpun 2 jam kemudian pasti tidur lagi.

Pa, maaf tadi Icha kelu pas papa bilang papa kangen sama Icha. papa sedih ngga bisa ketemu icha kemaren. papa bilang papa lagi drop, maag papa kambuh. papa pengen denger kabar icha setiap hari. papa kangen.

Pa, icha memang ngga pernah bilang kalo icha sayang sama papa. sayang banget sama papa. papa juga susah buat bilang sayang sama Icha kan? beda sama mama yang kapanpun bisa ngomong kalau mama sayang dan icha juga gampang ngomongnya ke mama. tapi icha tau, papa selalu ikut ketawa sama icha. selalu ikut nangis sama icha.
mama cerita semuanya pa. gimana papa bangga sama icha atas semua pencapaian yg icha raih selama ini. gimana papa bahagia ketika icha bisa bangkit dari masa sulit yang  lalu. gimana papa menangis di pinggir ranjang ketika papa tau icha sakit. ketika papa liat icha cuma bisa tiduran, papa selalu bilang icha harus optimis. icha pasti sembuh. papa bilang kalo icha sakit, icha sedih, icha takut ngga bisa sembuh, papa juga ikut sedih. icha pengen banget peluk papa waktu itu, tapi icha ngga bisa bangun pa.

Pa, mungkin kita memang sepasang bapak dan anak yang sama-sama bebel. sukanya ngomel, ngingetin untuk ngga ngelakuin ini dan itu, tapi diri sendiri ngga bisa nge-rem. tapi justru karena itu kita jadi sepasang yang gila, yang bisa saling mengerti gimana rasanya saat hal itu terjadi sama kita.

Pa, makasih untuk semuanya. semua yang papa usahakan untuk icha. semua yang papa perjuangkan untuk icha. semua yang papa korbankan untuk icha. 

Papa Papa Papa, sehat terus ya pa. Icha masih harus siapin semuanya buat sidang skripsi nanti. Icha mau papa liat Icha wisuda. papa harus liat icha pake toga. 


for you, dad. thank you

Antara Kau dan Aku

Wednesday, October 10, 2012

3 comments
ini antara kau dan aku saja
meramu kata dengan bahasa yang memekakkan telinga ketika kita sajakkan
berirama tanpa ketukan nada
berkelakar mulai terbit, senja, hingga tenggelam
ini antara kau dan aku saja
bergantian menjadi sandaran
di lengan, pundak, bidang dada
menyandarkan semua kelu 
mendengar degup jantung
memeluk, menggenggam, mengecup
sedari terbuka sampai terlelap
bahkan di sela-selanya
ini antara kau dan aku saja
bahasa tarikan dan hembusan nafas yang panjang dan pendek
yang berat dan yang ringan
ini antara kau dan aku saja
terjaga saat salah satu terpejam
mencari alas untuk menjatuhkan ciuman
tepat. tetap.
ini antara kau dan aku saja
tentang Tuhan dan kontrak 
kita kabarkan padanya melalui genggam tangan di separuh malam
melalui usulku di satu pasalnya
bersambut desah malasmu dan tanganku yang tetiba melingkari pinggangmu
ini antara kau dan aku saja
merubung hujan dengan pelukan
mengintip mendung yang menjebak
menggiring ke galaksi lain
semesta bibirmu, bibirku
ini antara kau dan aku saja
kemajuan dan kemunduran langkah kaki
renggang dan erat gamitan lengan
kecup dahi mengaliri kelokan hidung
ini antara kau dan aku saja...