Kopiku kental, ya!

Sunday, October 28, 2012

tiba di suatu sore yang hanya ada aku, dan kamu. hujan memerangkap kita dan tega membiarkan aku meliar di kasur depan televisi karena tidak ada yang bisa aku lakukan.
tiba-tiba aku dengar celetukanmu, "buatin aku kopi dong, Ndud. yang kental ya!"
lalu aku memutar tubuh untuk menatapmu, mengerutkan kening tanda tidak mengerti. kental?
seperti apa itu kopi kental?
lalu aku berdiri, masih menatapmu. dan tanpa malu apalagi ragu aku segera tanyakan, "kopi kental itu yg kaya gimana?"
dengan sabar kamu memberitahu apa yang harus aku kerjakan. berapa sendok kopi yang harus aku gunakan. berapa sendok gula yg nanti bakal aku tautkan. bahkan detail sendoknya juga kamu pertanyakan. ah...
lalu aku segera menuju dapur dan meracik kopi kental pertamaku, pertamamu dariku.
dan setelah hampir selesai, tiba-tiba kamu menghampiri, melihat pekerjaanku, dan tentu saja mengagetkan aku. aku serahkan kopi itu kepadamu, dan kamu menerimanya dengan ucapan terima kasih. dengan belaian di pipi.
aku mengingatnya hingga hari ini.

Aku akan nikmati ini dulu. Menikmati kebersamaan ini dulu. Sambil mencari tahu,apa arti kedekatanku denganmu dari kacamatamu. Aku takut menebak-nebak, karena jika salah, aku mungkin tidak bisa melihatmu dan mendengar lagi ceritamu. Tidak bisa merasakan memalingkan mukaku sebentar agar tidak ada kalimat yang keluar atau mengelus dada kiriku untuk menenangkan hatiku lagi. Ya sudah, seperti ini saja untuk sekarang, mungkin cukup. Setidaknya itu cara menenangkan hatiku, merasa cukup dengan seperti ini.

Suatu hari nanti, kalau aku tidak pernah bisa mengatakannya kepadamu, atau ternyata kedekatanku denganmu ini memang salah tebak, aku akan memperlihatkanmu surat ini. Untuk memberitahumu, kamu pernah kucintai. kamu pernah aku coba untuk rengkuh lagi. Itu kalau-kalau aku salah tebak. Untuk sementara, aku simpan dulu surat ini.

Oya, aku hampir lupa rasanya diperjuangkan dan dipertahankan. kalau kamu berkenan, ingatkan aku ya

0 comments:

Post a Comment