dan aku sadari pagi tadi aku ngga pernah siap untuk kehilangan.
kehilangan apapun, dan siapapun.
kau tau rasanya bersiap melepaskan tapi tidak pernah benar-benar memiliki ?
ABSURD !
Dear, mungkin benar suatu saat nanti diantara kita ada yang menjadi pecundang.
yang menyerah, mengakhiri, lalu pergi.
aku hanya ingin tau, sejauh mana kau memepertahankan aku. mempertahankan apa yang kau bilang nyaman, juga sayang.
senja kali ini terasa berebeda karena perbedaan sikap yang kau ciptakan. mungkin juga semua karena kesalahan yang aku buat.
senjaku gelap, Dear.
mendung mulai menguasai langit.
menyingkirkan senjaku yang sepertinya juga enggan mengurai jingga.
aku terduduk dan membasahi bumi.
membiarkan diriku dihembus angin.
menatap bapak tua didepanku yang entah sedang mengimajinasikan apa.
aku berharap sore ini tidak ada yang jatuh.
tidak juga hujan. tidak juga air mataku.
skenario Tuhan sungguh amazing, Dear.
entah mengapa dia mendudukkan aku disini. sibuk menuangkan dalam kata sambil mengerjap sendiri menunggu senja pulang.
entah mengapa Dia juga memberiku keberanian untuk mengayunkan langkah kemanapaun aku mau, sendiri.
Ah, sudah adzan Maghrib.
Sholatlah dulu, Dear
0 comments:
Post a Comment