Maaf

Thursday, November 8, 2012

seseorang dari masa lalu datang lagi dan tiba-tiba meminta maaf atas segala kesalahannya. alasannya simple. ingin memberi cerita di ending novel yang aku coba untuk selesaikan. tapi dia tidak tahu, aku, sudah lama lupa dengan alurnya. outline novelku dikerubuti sarang laba-laba.

aku tahu ada yang hendak ia utarakan sejak ia mencoba menelepon dan berkata akan datang. sudah jam setengah 11 malam. aku mengiyakan dan segera turun ke bawah. dengan dandanan seadanya dan rambut yang acak-acakan. aku ikuti saja kemana dia akan membawaku.

tiba di trotoar pinggir jalan. aku langsung bersandar di rolling door toko yang sudah tutup. aku dengar semua yang diutarakan, dan kata yang pertama kali keluar adalah "maaf..."
tiba-tiba semua terasa hambar. aku dengarkan semua yang dikatakannya. pembelaannya. alasannya. pembenarannya untuk memenangkan namanya, melindungi harkatnya, yang karena itu dia harus "menggigit" aku dan kehidupanku. entah berapa kali maaf yang aku dengar. rasanya cukup banyak.

aku tidak memberikan reaksi apapun. aku tetap duduk bersila dan merapatkan jaketku. aku sudah terlalu lelah untuk kembali membahas apa-apa yg sudah aku lupakan. atau kita mungkin? entahlah. aku hanya tidak ingin membahasnya lebih dalam. hal yang sudah sama-sama kita ketahui harusnya tidak perlu diulik lagi kan?

kamu meminta alur kita kembali seperti dulu. ngga bisa, bung. keadaan sudah berubah. aku tidak lagi ingin terlihat cantik di matamu dengan jam tangan di sebelah kanan. aku cantik, dengan jam tangan di tangan kiri yang menjaga mataku tetap waras saat melihatnya. aku tidak lagi mampu mencerna dengan baik setiap kata yang terdengar. yang aku tahu aku sudah sangat terlalu padamu sampai tidak peduli padamu pun aku mampu. acuh pada hidupmu pun aku mampu.
 
mungkin ini terakhir kalinya kita bisa ketemu.
terakhir berdua dan mengutarakan semuanya.
terakhir berkelakar berdua seperti yg kau coba untuk kembalikan.
jangan lupa kabarkan kepulanganmu padanya segera setelah tiba.
jangan lupa katakan pada dia yang sedang kau coba untuk perjuangkan,
aku pernah mempertahankanmu sekuat dulu
pernah  membuatmu tertawa serenyah dulu.
nanti, ia juga akan belajar cara untuk membahagiakanmu..

 

0 comments:

Post a Comment