Pain

Sunday, November 4, 2012

sore ini aku seperti tercerabut dari akarnya. lagi. entah bagaimana aku harus membahasakannya. seperti sakit, tapi tidak sakit. seperti sedih, tapi tidak punya alasan lebih untuk menangis. seperti dementia, tapi masih mampu mengingat. 

beberapa orang tidak butuh untuk dinasehati dan diajarkan baik dan buruk ketika memutuskan untuk membagi resahnya. beberapa lebih butuh untuk dipeluk. dibiarkan mengomel sampai lelah. dibiarkan menangis sampai habis. lalu terduduk lemas. tersedu. meng-aduh.

aku juga bukan tipe yg suka diberi advice banyak saat aku memutuskan untuk berbagi. aku lebih suka, bahkan sangat suka dibiarkan menangis, memaki, sampai menegang urat nadi. dengarkan saja. atau baca saja. ketika aku bercerita bahwa aku lelah. aku jenuh. ketika aku mengeluh perutku sakit. itu sudah lebih dari cukup. tidak perlu tergesa datang padaku dengan panik, membelikan ini itu untuk mengurangi sakitku. mengajakku ini itu. aku lebih suka dipeluk.

menerima kenyataan yang tidak sesuai dengan harapan kita itu tidak semudah menata kue kering dalam toples. menekan batang otak untuk tidak melunjak itu kadang membuat muak saking susahnya. saking lelahnya. membiarkan apa-apa yang diharuskan berlari kencang untuk memenuhi takdirnya itu juga tidak sesederhana merekatkan kassa pada luka. sungguh, itu butuh usaha..

20 menit lagi senja. aku dengar Tuhan lebih jeli menyimak doa-doa. tengadahlah..

1 comments:

Post a Comment