Perjalanan

Sunday, October 28, 2012

diluar hujan bung. gerimis spekta. aku di dalam kamar dengan alunan suara saras dewi. melayang.
hujan memang juara membangkitkan kenangan, dan gelap adalah juara lari 1km masa kini-masa lalu. pada mereka aku membungkuk hormat.
seseorang pernah menuliskan, "tuliskan saja semuanya. kelak, kau akan tersenyum saat membacanya. dan kau sadari, kau selalu baik-baik saja"
dari situ aku mulai menuliskan semua yang terjadi. tentang apa saja. 
dan dia benar. aku tersenyum saat membacanya lagi. bahkan terbahak. betapa semua rekam jejak perjalananku aku tulis dengan bahasa yang konyol. bahasa yang kata mereka berat dan sukar dimengerti. yang membuat mereka menangis dan berbondong-bondong memelukku erat.
ah. aku hanya membahasakan aku seperti mereka membahasakannya.
lalu mencoba membahasakan dia dan mereka.
hanya itu.

manusia itu makhluk sosial. sikap sifat dan pola pikirnya tidak akan selalu kekal. manusia berinteraksi, dan akan berproses dengan melibatkan hati.
dulu aku sangat menyukai hujan. sangat mencintai hujan. hingga kini aku hanya sebatas cinta, tidak lagi sangat dan menggila, siapa yang tau?
jika kini aku begitu mencintai senja, dan semakin mencintai saat dipertemukan dengan satu-satunya penyuplai senja, siapa tau?
jika aku selalu memimpikan pantai, hujan, dan senja, lalu dipertemukan dengan yang mencintai gerimis, dan dengan keras kepala meminta agar aku tidak berdoa supaya hujan turun, siapa tau?

Tuhan tidak pernah mencipta dengan sia-sia. tidak satu hal pun.
dari itu aku percaya bahwa di perjalananku sampai detik aku menuliskan ini, di titik balikku 2 tahun lalu hingga nafas ini, Tuhan menyelipkan banyak cerita, luka, pelajaran. tinggal aku yang harus mempelajarinya. semampuku. sesukaku. sedukaku.
karena luka belum berarti luka jika tidak bisa diambil hikmahnya.

terima kasih atas perjalanan ini, Han.
terima kasih telah mempertemukan aku dengan orang-orang baru yang mencipta not di tangga lagu. terima kasih atas candaanmu. terima kasih
 

0 comments:

Post a Comment