Saya Tidak Lagi Membenci Perpisahan yang Kita Cipta Sendiri

Friday, February 8, 2013



jika setelah membaca ini, kamu atau kalian menganggap saya belum bisa beranjak, saya tidak sepakat. tidak ada alasan yang sangat darurat yang bisa saya maklumi kehadirannya untuk sekedar mencegah saya melangkah.

sore itu, sebenarnya, saya sangat lelah. dimulai dari hari sebelumnya, dan belum tahu akan berakhir hari apa. dateline-dateline itu ngelumbruk seperti tumpukan baju kotor. dan entah bagaimana ceritanya berbarengan dengan kelelahan itu, saya mulai memimpikannya dalam tidur-tidur yang tidak sengaja.

sudah dua tahun lebih berlalu. sepertinya untuk percintaan, saya mengaku kalah. kamu lebih beruntung, dan sejenak tampak lebih berbahagia dari saya. tapi bukan berarti saya tidak. hanya saja untuk percintaan, saat itu saya belum bahagia.

saya belum bisa berhenti menyalahkan diri saya sendiri atas perpisahan itu. empat tahun bukanlah waktu yang singkat, dan cita-cita saya terlalu dini menggantung di pundakmu. begitu Tuhan mengeksekusi tanpa pemberitahuan, saya pontang-panting. saya tidak pernah siap untuk berpisah denganmu. terpikir saja tidak.

kamu meyakinkan saya bahwa saya tidak akan kehilangan kamu. tidak akan pernah. susah payah saya percaya. tapi akhirnya menyerah juga. saya salah. saya kalah. saya kehilangan.

saya masih ingat. betapa kerdilnya saya yang terus memohon untuk jangan ditinggalkan. sedangkan disana, tanpa pengetahuan saya, kamu telah bersama dia. kalian sepakat untuk menyembunyikan semuanya demi saya. demi agar saya tidak menangis. entah saya harus memaki atau berterima kasih.

saat-saat recovery dari sakit itu adalah saat-saat yang sangat saya banggakan sampai detik saya menulis ini. betapa Tuhan menyentil hidup saya sedemikian rupa. membuat saya merenungi apa-apa yang tidak pernah saya syukuri.

kini kita telah berada di rel kita masing-masing. dengan intervensi semesta, kita tidak lagi bersinggungan. saya menganggap setiap ingatan tentangmu adalah reminder, agar saya tidak lupa untuk selalu mendoakan orang-orang yang mengisi hidup saya. baik yang sedang, masih, ataupun pernah.
 
saya bebas untuk menginterpretasikan makna mimpi-mimpi saya sendiri, kan? kalau begitu, bagi saya kehadiran kamu di mimpi-mimpi saya belakangan ini adalah tetap sebagai reminder, agar saya lebih mensyukuri semua yang telah saya miliki. pengingat agar saya tidak mengulangi kesalahan saya terdahulu. agar saya tidak lagi kehilangan orang yang saya patri namanya.

seperti halnya kamu, saya tengah berada di pelukan seseorang dari masa lalu. semoga kita selalu bahagia, ya.
        
     
 


2 comments:

Post a Comment