MISS YOU TILL RUN OUT OF BREATH

sulit sekali menerima perpisahan satu tahun lalu itu.
semuanya seperti remuk. aku coba merangkai tapi gagal. 
aku berjalan di rel yang aku pilih sendiri.
banyak stasiun dan pemberhentian yang menawarkan aku untuk beristirahat. bahkan menawarkan aku senyum dan pelukan. hanya satu stasiun pemberhentian yang mampu membuatku duduk sejenak melepas lelah. namun masinisku memintaku untuk segera beranjak. melanjutkan lagi perjalananku.
dan stasiun itu, akhirnya aku tinggalkan.

ingin sebenarnya menyentuh dahi seseorang saat itu. aku rasakan tangannya menyentuh pipiku saat aku setengah terlelap. tapi mataku sudah berat untuk aku buka lagi.
ingin juga sebenarnya menatap wajah seseorang saat itu. tapi aku memilih mengindahkannya. bukan, bukan karena aku tidak suka kehadirannya.
tapi aku merasa akan menyakitinya jika aku menyentuh dahinya dan membalas belaiannya. 
iya. aku akan menyakitimu. percayalah.
sudah kukatakan. untuk mereka.
berpikirlah berkali-kali.
cintai aku kalau berani. karena aku akan menduakanmu dengan sangat egois. menduakanmu didalam hati.
aku addicted dengan hujan.
aku merindukannya. jangan percaya jika aku mengatakan aku tidak peduli padanya. tatap mataku dan ia akan memberi tahumu yang sejujurnya.
aku merindukannya.
jika Tuhan mau mempertemukan aku dengannya, satu jam saja.
aku akan berlari kearahnya bahkan sebelum dia sempat melangkahkan kakinya kearahku. 
i say that i miss him till run out my breath